Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2008

Cucu Bandaro Saga Jantan

Tanggung Jawab Membina Perilaku Masyarakat, (Mempertimbangkan Esai Cucu Magek Dirih) Sabtu, 31 Mei 2008 Oleh : Shofwan Karim Elha, Pengamat Masalah Sosial Kemasyarakatan Esai (tetap) Cucu Magek Dirih (untuk mudahnya kita sebut: Cucu Magek) di Padang Ekspres Minggu, menggelitik Cucu Bandaro Saga Jantan (untuk mudah kita sebut: Cucu Saga). Oleh karena kakeknya Bandaro Saga Jantan, sebelum maut merenggut diperalihan tahun 1960-an pernah berpesan. Kalau cucu besar nanti, maka selalulah bergandengan dengan orang-orang yang mendorong kemajuan dan kebaikan. Maka tulisan Cucu Magek yang bertajuk : “Kenapa Umara/Ulama dan Dai/Mubaligh Gagal Membina Perilaku Masyarakat?”, 25 Mei lalu, menurut renungan Cucu Saga bermaksud menyadari kalangan umara, ulama, dai dan muballigh untuk ber-muhasabah (intropeksi). Bagi Cucu Saga, intrsopeksi diri dua komponen itu saja belum cukup. Kiranya selain kalangan pemerintah (umara) dan

IRIF dan Talenta Kepemimpinan Marketing

IRIF dan Talenta Kepemimpinan Marketing Oleh Shofwan Karim Elha H, BA., Drs., MA., DR. (Peserta IRIF 2008) Tulisan ini adalah dimensi lain dari Indonesian Regional Investment Forum (IRIF) ke 2, 2008 yang berlangsung di The Rizt-Carlton Hotel, Jakarta, 26-27 Mei kemarin lusa. Penulis ingin berbagi pemaknaan strategis atas salah satu acara yang disajikan Ketua Panitia IRIF, H. Irman Gusman, SE, MBA, bertajuk Regional Trade, Tourism and Investment (RTTI) Award 2008 yang dimenangkan oleh tiga wilayah. Satu di Barat Indonesia, Kota Sawahlunto satu di tengah, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, dan satu lagi di Timur Indonesia, Provinsi Gorontalo. Di hadapan sekitar seribu peserta IRIF, dengan diskusi dan tanya jawab oleh pembicara dalam dan luar negeri termasuk Wapres MJK dan Konsultan Strategis Kenichi Ohmahe, diakhiri oleh Mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra, pidato Presiden SBY pada pembukaan amat mengesankan. Di tengah kepedihan hati pemerintah dan ra

Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Data Pribadi 1. Nama/NIP DR. Drs. H. Shofwan Karim, MA / 150 222 234 2. Pekerjaan Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang 3. Pangkat/Golongan Pembina (IV/a) Lektor Kepala MK Perkembangan Moderen di Dunia Islam (PMDI) 4. Jenis Kelamin Laki-laki 5. Tempat/Tanggal lahir Sijunjung, 12 Desember 1952 6. Alamat Jl. Garuda No. 51 Tunggul Hitam Padang 25176 shofwan.karim@gmail.com , http://shofwankarim.multiply.com 7. Keluarga Ayah H. Abdul Karim Hussein (alm) Ibu Rahana Ibrahim (almh) Isteri Dra. Imnati Ilyas, M.Pd, Gr SMK 9 /sedang S.3 Univ. Negeri Padang Mertua Ilyas Amin Dt. Rajo Marajo dan Kasimah Kam

Abstract

ABSTRACT This dissertation is titled Nationalism, Pancasila and Islam as the National Principle of the Unitary State of Republic of Indonesia (NKRI) (The Analysis of Mohammad Natsir’s Conception) . The research found two types of nationalism development in Indonesia namely “secular nationalism” as described in the conception of Soekarno and “Islamic nationalism” reflected in Mohammad Natsir’s conception . The conception of secular nationalism believes that the concept of nationalism has no relation with religion, while the second conception believes that Islam obliges its followers (Muslims) to love their homeland. Therefore, nationalism is a part of Islam that teaches that Allah (God) creates men and women with their specific ethnics and nations in order for them to know each other more deeply and that to love the homeland is part of Islamic faith. Islam encourages its followers to know other cultures and nations without renouncing the identity as a Muslim. This is the definition

London-Kualalumpur

Gambar
Surat Shofwan Karim London-Kualalumpur (3) : Pandangan Barat terhadap Demokrasi dalam Islam Sahabat-sahabatku di meja Redaksi. Seminar yang dibuka oleh Ketua PUM A Ghani itu mulai membentangkan hal-hal yang ideal dan yang realita. Secara ideal Islam dan demokrasi bersesuaian. Secara reliata, banyak kalangan internal Islam yang menolak apa lagi kalangan di luar Islam. Sementara itu muncul keraguan. Apakah Islam yang sesuai dengan demokrasi itu merupakan imitasi kepada demokrasi cara Barat. Ataukah ada alternatif lain sehingga demokrasi dalam Islam mempunyai kaidahnya sendiri. Lalu bagaimana pengalaman berdemokrasi di negara-negara Islam terutama di negeri serantau Asia seperti di antaranya Malaysia , Indonesia , Singapura , Thailand dan lainnya. Sementara itu, kenyataan menunjukkan bahwa demokrasi sudah menjadi pilihan dunia dalam menjalankan pemerintahan dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada negara-negara berpenduduk mayoritas Islam tentu saja persoalan dihadapk